
Hari Guru Nasional
Guruku Sayang, Guruku Malang
Kebesaran gelar yang melekat pada tubuh para guru tidak dibarengi oleh peningkatan kesejahteraan hidup. Kerap mucul di pemberitaan, unjuk rasa para guru yang menuntut kenaikan pendapatan.
Tanggal 25 Nopember ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional, hal ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap profesi mulia yang disandang oleh guru sebagai pahlawan tanpa tanda saja.
Namun sayangnya, kebesaran gelar yang melekat pada tubuh para guru tidak dibarengi oleh peningkatan kesejahteraan hidup. Kerap mucul di pemberitaan, unjuk rasa para guru yang menuntut kenaikan pendapatan.
Terdapat kesenjangan pendapatan antara guru-guru PNS dan non PNS. Hal ini disebabkan oleh belum efektifnya pelaksanaan program sertifikasi dan program in-passing.(Drs. Khoiruddin, M.Sc, Praktisi Pendidikan )
“Sebenarnya terdapat apresiasi yang tinggi dari guru-guru non PNS terhadap pemerintah dengan adanya kesempatan pemerataan pendapatan melalui program sertifikasi dan in-passing, tapi sangat sulit dalam pelaksanaanya, dan sangat rumit prosesnya, sistem ini tidak melihat sudah berapa lama mereka mengabdi tapi hanya diukur dari syarat lulus atau tidaknya mereka dalam ujian, padahal dalam kurun waktu pengabdiannya yang sekian lama sudah terbtukti mencetak orang-orang penting dinegeri ini bahkan mungkin mereka yang sekarang duduk di instansi yang membidangi masalah pendidikan dan membuat aturan yang mempersulit para pahlawan tanpa tanda jasa"
Untuk dapat mengikuti program in-passing seorang guru harus mengajar selama 24 jam dalam seminggu. Sementara tidak semua sekolah swasta memiliki kelas yang banyak, sehingga waktu 24 jam perminggu tidak dapat terpenuhi. “Dengan tidak terpenuhi target tersebut, maka kesempatan untuk perbaikan pendapatan tidak terpenuhi,”
Mendorong kepda Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) untuk meminta pemerintah meninjau kembali program in-passing tersebut, agar ada penghargaan kepada guru-guru yang bekerja kurang dari 24 jam.
“Harusnya yang kurang dari 24 jam juga dapat kompensasi, misalnya sudah mengajar 18 jam atau 20 jam. Jangan dipukul rata, 24 jam dapat, dan kurang dari 24 jam tidak , itu tidak adil,” ....tidak sadarkah para pemimpin bahwa mereka sangat berjasa dan menjadi bagian dari proses terbentuknya para pemimpin dinegeri ini, dengan cucuran keringat, curahan hati, menguras tenaga dan fikiran bahkan sampai ada yang bercucuran darah dan air mata, tapi balasan yang mereka dapat tidak setimpal dengan apa yang mereka korbankan, mereka ada yang mengajar dan kemudian menjadi pemulung,ada yang jadi tukang ojek, ada yang jadi tukang kelontong, ada yang jadi penjaja tukang kue, dengan tanggung jawabnya dia memberikan semangat kepada muridnya untuk menjadi orang yang berhasil dan berguna walau mereka sendiri hidup dalam ketidakpastian....Subhanallah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Anda